Menimbang Wacana “Two State Solution” Palestina-Israel oleh Presiden Prabowo

- Penulis

Kamis, 31 Juli 2025 - 08:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi perjuangan rakyat Palestina

Ilustrasi perjuangan rakyat Palestina

ONLINEWS.CO.ID – Sejak awal, klaim historis Israel atas tanah Palestina bermasalah. Mereka memainkan narasi politik utama tentang pengusiran Bangsa Yahudi di Eropa untuk menduduki tanah Palestina. Belum lagi, Yahudi Azkanazi yang mengambil peran inti dalam langkah politik tersebut terbukti tidak valid. Yahudi tersebut bukanlah murni berasal dari dua belas suku Israel yang merupakan keturunan Yakub/Israel.

Mereka yang mengidentifikasi diri sebagai Yahudi yang terusir dari Eropa membentuk kelompok dan menciptakan identitas Yahudi Azkanazi, yang mengambil garis nasab ibu. Tidak akan pernah ada kompromi pengakuan terhadap pendirian negara Israel di tanah Palestina bagi bangsa Indonesia.

Masih terasa hangat dalam ingatan bahwa sejarah menceritakan saat Palestina sebagai bangsa pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sejak itu pula, negara Indonesia berkomitmen membersamai Palestina menjemput kemerdekaannya. Nyatanya, sepanjang perjalanan bangsa ini dengan silih berganti pemimpin, Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati, SBY, hingga Jokowi dalam dua periode secara secara konsisten dalam komitmen mendukung Palestina seutuhnya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukan tidak ada persoalan bangsa serupa ketahanan negara, bukan juga ketidaksiapan mempertahankan diri dalam perpolitikan internasional, namun “Two State Solution” dapat menjadi noktah merah yang sungguh mengubah arah sikap terhadap perjuangan bangsa Palestina. Peran Indonesia melalui pemimpin negara Presiden Prabowo saat ini menjadi patok baru.

Menakar Nilai Jual Wacana Kedaulatan Negara Palestina-Israel

Tanah yang diberkahi, demikian Syam atau tanah di Palestina dikenal. Berkah artinya identik dengan ketuhanan atau nilai luhur dan suci. Keistimewaan bersifat kudus dan bukan sekedar profan meliputi orang-orang yang meninggalinya, bukan sembarangan. Dalam arti sejarah, kekudusan di sana telah ada secara turun-temurun. Kekudusan tempat dan orang sebagai satu-kesatuan di sana. Wacana negara mungkin luput dari cita-cita utama berkehidupan mereka.

Tidak mengherankan jika tanah tersebut bak magnet yang dapat menarik siapa saja untuk kesana dengan berbagai tujuan atau menetap dan tinggal di sana, termasuk Yahudi Azkenazi. Indonesia di bawah kepemimpinan presidennya menawarkan wacana kemerdekaan Palestina dan pengakuan kedaulatan Israel.

Pemahaman tentang kondisi di tanah para Nabi sangat penting untuk memahami langkah ini, karena kondisinya sangat berbeda dengan Indonesia. Palestina sebagai satu bangsa begitu pun Israel seharusnya satu bangsa keturunan Yakub, sedang Indonesia bersifat heterogen. Menyatukan bangsa sebagai suatu kedaulatan dalam kesatuan negara bermakna beda.

Baca Juga :  POLRI dan YPKTB Siapkan Pemimpin Masa Depan Lewat “Kereta Kader Bangsa” — Wujud Nyata Slogan Students of Today, Leaders of Tomorrow

Bukan Lelucon

Tentu bukan suatu lelucon bagi Indonesia berbicara tentang kedaulatan di panggung dunia, sementara negara ini sendiri juga menghadapi persoalan yang serupa, meskipun dengan bentuk yang berbeda. Namun sepanjang perjalanan sebagai suatu negara yang memegang amanat undang-undang untuk menjaga perdamaian dunia, serta kebutuhan internal bangsa dan sejarah kedekatan khususnya dukungan Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia dan rasa persahabatan adalah niscaya.

Negara-negara lain seperti UEA, Qatar, dan Turki telah lebih dulu membuka hubungan diplomasi dengan Israel, membuat langkah Indonesia terkesan lambat dalam mengadopsi wacana tersebut. Sehingga Indonesia terkesan terlambat. Selain itu, Indonesia juga harus mempertimbangkan pandangan dunia internasional dan reaksi bangsa Indonesia sendiri terhadap langkah ini.

Politik “Mengambil Peran”

Forum Youth Shangri Laa di Singapora menjadi di antara momen Prabowo presiden Republik Indonesia yang baru terpilih menyampaikan “Win-win Solution” untuk perjuangan Palestina. Mendukung Palestina dengan mengakui keberadaan serta terlibat aktif menjaga keamanan dan ketertiban juga bersikap sama terhadap keberadaan Negara Israel di sana. Kesempatan itu Prabowo menyampaikan akan mengirim pasukan tenaga dan alat medis yang dibutuhkan.

Sederhananya, Prabowo hendak memainkan peran aktif dengan menjadi pemantau keamanan di tengah perang yang berlangsung sejak lama bahkan sebelum Indonesia sendiri merdeka. Tawaran presiden Republik Indonesia tersebut dapat membentuk pemahaman bahwa Indonesia berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban dunia. Kepentingannya sekedar pada permukaan dengan mengabaikan usaha berkelanjutan sejak sejauh ini.

Strategi politik “asal mengambil peran” bukanlah solusi yang berkesesuaian dengan semangat para pemimpin negara republik ini. Sebab strategi diplomasi bisa saja dianggap tidak berarti, menjadi berperan sebagaimana yang ditawarkan dapat saja memberi pengaruh dalam dinamika hebat perpolitikan di sana. Meski bersifat arbitrer terhadap perjuangan bangsa Palestina juga komitmen para pemimpin terdahulu republik ini, narasi “Two State Solution” Prabowo merupakan kontribusi tersendiri.

Baca Juga :  Amnesti dan Abolisi – Jalan Pintas atau Luka Hukum yang Menganga?

Potensi Masalah “Two State Solution”

Usaha berdamai dengan penjajah dengan mengakui keberadaan mereka adalah bentuk pembenaran. Tidak hanya beban bagi bangsa Palestina yang jelas-jelas sebagai korban, namun juga akan berakibat pada mentalitalitas Yahudi yang telah berhasil mendudukinya dan diakui. Selanjutnya, dunia menyaksikan dengan menerima sekaligus membenarkan sebagai suatu kenyataan yang sungguh menyakitkan.

Jika benar terjadi, maka hal ini menjadi (meminjam istilah presiden Prancis, Macron!) aib manusia abad ini. Dunia semua menyaksikan. Setiap orang menjadi saksi mata, meski banyak mulut membisu dengan telinga menutup terhadap setiap jeritan tangis dan ketakutan jiwa-jiwa bangsa Palestina.

Keadilan yang bertengger pada narasi surga tampaknya tidak berlaku di dunia, setidaknya belum bersifat sepenuhnya, belum saatnya. Masyarakat menerima kenyataan sebagai justifikasi kebenaran. Para pemangkunya memainkan peran. Sungguh ironi, keadilan tersebut yang saat sekarang dijunjung untuk ditangguhkan hingga waktu yang tidak dapat dipastikan. Bersama dengan harapan, keadilan tersebut masih ada meski menjelma kenyataan yang menyakitkan. Upaya menghapuskan penjajahan dengan kutukan tidak pernah berhasil mengusir mereka. Sekarang, langkah berdamai diambil, tetapi tantangan membangun kepercayaan masih ada (?!)

Menentramkan Hati Umat

Respon ulama’ dan da’i berikut para ahli agama adalah menghadirkan ketentraman di hati umat manusia tanpa terkecuali. Mereka yang memiliki ilmu memberikan pencerahan dengan menyampaikan rahmat Islam. Jika sudah demikian adanya maka, ulama’ semua agama dengan rasa takut mereka kepada Allah sebenarnya membimbing umat kepada jalanNya.

Demikian halnya pemimpin, sesungguhnya mengikuti arahan ulama’ yang baik-baik tanpa terkecuali. Bukan tidak mungkin, usaha bangsa Israel berada di Palestina terdapat usaha mendorong agar merdeka.

Mereka yang menjadi Syuhada’ di sana akan menerima pahala berlipat, karena status mereka sebagai Ahli Kitab. Pasukan militer Israel (bersenjata sangat lengkap) telah mengantarkan mereka ke surga dengan derajat mujahid. Dengan kesadaran demikian, umat dapat menumbuhkan harapan baik, mencapai kesehatan mental, dan menentramkan semua pihak di semesta alam.

Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penerasi Jogja Sumatera)

Follow WhatsApp Channel www.onlinews.co.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Amnesti dan Abolisi – Jalan Pintas atau Luka Hukum yang Menganga?
Siber Polda Metro Jaya Bongkar Praktik Open BO Pelajar Jakarta yang Dikendalikan dari Dalam Lapas Cipinang
POLRI dan YPKTB Siapkan Pemimpin Masa Depan Lewat “Kereta Kader Bangsa” — Wujud Nyata Slogan Students of Today, Leaders of Tomorrow
Kapolres Metro Bekasi Pimpin Langsung Gaktiblin: Tegaskan Disiplin sebagai Pilar Utama Profesionalisme Polri
Satgas Damai Cartenz Sambangi Warga Sinak, Hadirkan Rasa Aman dan Kehangatan di Tengah Masyarakat
Berita ini 18 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 22:48 WIB

Amnesti dan Abolisi – Jalan Pintas atau Luka Hukum yang Menganga?

Kamis, 31 Juli 2025 - 08:28 WIB

Menimbang Wacana “Two State Solution” Palestina-Israel oleh Presiden Prabowo

Minggu, 20 Juli 2025 - 23:17 WIB

Siber Polda Metro Jaya Bongkar Praktik Open BO Pelajar Jakarta yang Dikendalikan dari Dalam Lapas Cipinang

Rabu, 16 Juli 2025 - 16:15 WIB

POLRI dan YPKTB Siapkan Pemimpin Masa Depan Lewat “Kereta Kader Bangsa” — Wujud Nyata Slogan Students of Today, Leaders of Tomorrow

Rabu, 16 Juli 2025 - 16:12 WIB

Kapolres Metro Bekasi Pimpin Langsung Gaktiblin: Tegaskan Disiplin sebagai Pilar Utama Profesionalisme Polri

Berita Terbaru

Polisi sampaikan pesan-pesan kamtibmas kepada warga

MEGAPOLITAN

Dukungan Masyarakat Kian Masif, KNPI Apresiasi Kinerja Polri

Sabtu, 2 Agu 2025 - 17:41 WIB