JAKARTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memastikan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dan tenaga medis selama 24 jam penuh untuk menangani warga terdampak unjuk rasa. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi atas dampak yang ditimbulkan aksi massa di Ibu Kota.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menegaskan seluruh korban unjuk rasa akan mendapat layanan medis cepat, aman, dan tepat. Ia menjelaskan bahwa sejak beberapa hari terakhir, pihaknya telah menangani ratusan pasien yang terdampak aksi.
“Hingga Minggu (31/8) pukul 07.00, tercatat 469 orang mendapat pelayanan kesehatan. Dari jumlah itu, satu orang meninggal dunia, 371 menjalani rawat jalan, dan 97 pasien dirawat inap,” jelas Ani.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemprov DKI Jakarta, kata Ani, juga menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan seluruh pasien terdampak unjuk rasa. Pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut telah dirujuk ke sejumlah rumah sakit besar, seperti RS Hermina Kemayoran, RS Kramat 128, RSAL Mintohardjo, RSPAD Gatot Soebroto, RS POLRI, RSUD Koja, RSUD Budhi Asih, RS Pelni, hingga RS Pusat Pertamina.
Selain itu, rujukan juga dilakukan ke sejumlah Puskesmas di berbagai wilayah. “Kesiapsiagaan petugas kami pastikan terus berjalan 24 jam. Seluruh RSUD, Puskesmas, dan rumah sakit swasta sudah berkoordinasi untuk memberikan layanan darurat bila dibutuhkan,” tambahnya.
Dinkes DKI juga menyiagakan 24 unit ambulans yang beroperasi nonstop. Dukungan kegawatdaruratan dijalankan oleh PK3D (Pusat Krisis Kesehatan dan Kegawatdaruratan Daerah), Tim Gawat Darurat (Gadar) Puskesmas, serta RSUD. Secara teknis, disiagakan tujuh dokter, 59 perawat, dan tujuh pengemudi ambulans.
“Ini wujud komitmen kami menjaga pelayanan kesehatan masyarakat dan memastikan seluruh korban unjuk rasa mendapat penanganan medis secara cepat, aman, dan tepat,” tandas Ani. (red)